This Is My Imagination

Sunday, October 30, 2011

Di Senja Itu

Ingatkah kau kala gerimis halus menaungi kita? Di senja itu, di musim itu. Dan air suci-Nya menjalar lembut di wajahmu. Ingatkah? Mungkin tidak..

Kau tak akan menyadari kala senja itu hatiku terbasahi gerimis-Nya. Aku tak tahu paku apa yang telah membekukanku menatapmu.


Kau bukan fajar bertakhta emas, kau bukan kupu-kupu di hangat semi, namun Tuhan telah merasukan keajaiban. Dan akulah satu yang menyadari kau adalah anak Adam berjiwa sutra, luas bak galaksi tak terjamah.


Semilir harum-Nya membasuhku dan Ia pun perkenalkanku apa itu cinta..


Cinta ini membanjiriku kala hatimu telah bersemi, nyaman terhangatkan bidadari. Aku mengerti apa itu melawan arus badai. Menyakitkan namun aku takut menangis.


Senja itu kau sedang berdiri di sini. Dan aku tak akan menangis. Namun kau tak akan pernah tahu ketika bulan menari, kupuaskan habiskan sujudku untuk Sang Maha Kasih membisikkan doa untuk kebahagiaanmu wahai kasih.


Sekarang, musim hujan hadir kembali menggelitik bumi. Dan musim hujan kemarin, cinta tersemaikan oleh Tuhan. Namun kau belum menyadari ini


Biarlah..


Biarlah kau tak menyadari segala doa penuh air mata dari aku untukmu, dan dengan keajaiban-Nya ku harap kau kan bahagia, walau ini adalah yang dinamakan bertepuk sebelah tangan, namun pintaku biarlah ini saja untuk selamanya.


"Tuhan, bahagiakanlah ia yang ku cintai, ia yang memaknai tiap helaan desir nadiku, ia yang mengajari aku apa itu menahan ego, ia yang akan Kau tautkan bersama bidadari berhati putih, bidadari yang akan kekal selimuti jiwanya penuh tulus hingga Kau panggil mereka menyusul Adam dan Hawa."


Hanya ini harapku wahai Yang Maha Agung. Meski bidadari itu bukan aku, semikanlah doaku ini, demi dia yang terkasih, demi dia yang tak akan mengetahui bahwa ada aku di sini.


Dengan menggengam kehendak-Mu, sungguh, aku mencintainya.

0 comments:

Post a Comment