deru tulusnya bak gerimis air
laksana peluru meleburkan tanah berkerut
kuat namun halus menyusup
gema kebenarannya layaknya vektor tak berujung
tak kan tersulut apapun hingga terbakar dan menguap
karena akan terus meraung demi Tuhan
meski raganya telah dingin berselimut kaki bumi
aku masih sanggup mendengar lirih mimpinya
walau pagi ini ia tak sanggup memandang pelangi
namun aku tahu dayanya tak akan bias
tuk rajut pelanginya sendiri
teruntuk anak-cucunya di pagi yang kan datang
yang akan datang..
dan aku akan rajutkan serabut-serabut pelanginya
karena aku ingin kalungkan ini padanya
agar ia tak menggigil dalam rujaman kerikil di dasar sana
agar ia tak ketakutan dalam senyap raungan senja
Tuhan ku mohon bantu aku
ku ingin menyusun titik-titik bias air citanya
tolong ridhoi aku
demi dia
dia..
dia yang telah terkubur..
dan aku akan rajutkan serabut-serabut pelanginya
karena aku ingin kalungkan ini padanya
agar ia tak menggigil dalam rujaman kerikil di dasar sana
agar ia tak ketakutan dalam senyap raungan senja
Tuhan ku mohon bantu aku
ku ingin menyusun titik-titik bias air citanya
tolong ridhoi aku
demi dia
dia..
dia yang telah terkubur..
0 comments:
Post a Comment